Paslon Pilkada Puncak Jaya

Ricuh Pendukung Paslon Pilkada Puncak Jaya, 10 Korban Dievakuasi ke Jayapura

Paslon Pilkada Puncak Jaya – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, kembali di warnai insiden kericuhan yang melibatkan pendukung pasangan calon (paslon). Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 24 November 2024 dan menimbulkan sejumlah korban. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sedikitnya sepuluh orang mengalami luka-luka akibat bentrokan antara kedua kubu pendukung paslon yang bersaing dalam Pilkada Puncak Jaya di kutip oleh gsdewabroto.com.

Awal Mula Kericuhan

Insiden bermula saat pendukung salah satu paslon yang sedang menggelar aksi kampanye di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, tepatnya di kawasan Kota Mulia, saling berhadapan dengan pendukung paslon lain. Ketegangan mulai meningkat setelah adanya provokasi yang menyebar melalui media sosial. Isu yang berkembang menyebutkan bahwa salah satu kubu merasa diprovokasi oleh tindakan kubu lawan yang dianggap tidak adil dalam melakukan kampanye.

Pada saat yang bersamaan, kelompok pendukung dari kedua paslon tersebut saling berbalas teriakan dan akhirnya terjadi bentrokan fisik di beberapa titik. Kericuhan ini melibatkan sejumlah warga yang terprovokasi serta beberapa oknum yang tampaknya sengaja ingin memperkeruh situasi. Kejadian ini berlangsung cukup singkat namun sangat membahayakan, mengingat banyaknya warga yang terjebak dalam bentrokan tersebut.

Evakuasi dan Korban Jiwa

Akibat dari bentrokan tersebut, sepuluh orang di laporkan mengalami luka-luka. Lima di antaranya menderita luka-luka cukup parah, sementara lima lainnya mengalami luka ringan. Tim medis yang berada di lokasi segera melakukan pertolongan pertama. Namun mengingat kondisi medan yang cukup sulit di Puncak Jaya, keputusan untuk mengevakuasi korban ke Jayapura menjadi pilihan terbaik.

Pihak kepolisian dan TNI setempat juga turut turun tangan mengamankan situasi, namun kericuhan yang melibatkan massa tersebut cukup sulit di kendalikan. Pemerintah setempat segera mengirimkan tim medis dan tim evakuasi ke lokasi kejadian untuk menangani korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Mengingat terbatasnya fasilitas medis di Puncak Jaya, seluruh korban yang mengalami luka-luka serius segera di pindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jayapura menggunakan pesawat. Evakuasi di lakukan dengan cepat untuk menghindari risiko infeksi atau komplikasi yang lebih serius.


Baca juga: Perjalanan Dr. Lauren Juyia: Diagnosa Kanker Usus Besar Stadium 4 yang Tersembunyi di Balik Kelelahan


Tanggapan Pemerintah dan Aparat Keamanan

Bupati Puncak Jaya, yang di konfirmasi setelah kejadian tersebut. Menyatakan bahwa insiden ini sangat di sayangkan dan pihaknya sedang berusaha untuk segera menstabilkan keadaan. “Kami sedang berupaya untuk meredakan ketegangan di lapangan. Kami berharap masyarakat Puncak Jaya tetap menjaga kedamaian dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” kata Bupati Puncak Jaya dalam konferensi pers.

Di sisi lain, Kapolres Puncak Jaya juga menegaskan bahwa aparat kepolisian telah mengamankan sejumlah orang yang terlibat dalam kericuhan dan tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Kami akan menindak tegas siapa saja yang menyebabkan kerusuhan,” tegas Kapolres.

Potensi Kerawanan Menjelang Pemilu

Kericuhan yang terjadi di Puncak Jaya ini menjadi perhatian serius menjelang hari pencoblosan. Sebagai salah satu daerah di Papua yang kerap menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas politik. Insiden ini bisa mempengaruhi jalannya proses demokrasi di wilayah tersebut. Meskipun Puncak Jaya di kenal sebagai daerah yang sangat menjunjung tinggi nilai adat dan kebersamaan. Namun ketegangan politik yang melibatkan pemilihan umum masih dapat memicu perpecahan, terutama ketika perbedaan pendapat antar pendukung paslon begitu tajam.

Pihak keamanan dan pemerintah daerah di harapkan dapat lebih intensif dalam melakukan pemantauan dan pendekatan persuasif kepada masyarakat. Pendekatan berbasis dialog yang melibatkan tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat setempat di harapkan dapat menjadi solusi untuk meredakan ketegangan politik yang ada.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *